JAMBI / INDONESIA — Sebanyak 200 orang dari 3500 anggota suku pedalaman di hutan Jambi yaitu Orang Rimba meninggalkan keyakinan Animisme dan masuk ke Islam supaya mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia.
Hal ini dikatakan oleh Muhammad Yusuf, salah satu mantan anggota suku Orang Rimba yang telah pindah keyakinan. Alasannya pindah keyakinan dikarenakan faktor mencari makan di kawasan mereka semakin sulit apalagi di tengah banyaknya perusahaan sawit yang beroperasi di Jambi.
Anggota suku Orang Rimba dikenal dengan gaya hidup nomaden dan mengandalkan alam untuk bertahan hidup, yaitu dengan berburu.
Pria yang memiliki nama asli Nguyup ini mengaku tertarik untuk memiliki KTP. Dengan punya KTP ia percaya bahwa ia dan 199 warganya yang lain bisa mendapatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan dari pemerintah.
Padahal menurut tradisi murni suku Orang Rimba yang memeluk animisme yang dikatakan oleh pemimpin suku di sana kepada kantor berita AFP pindah keyakinan tidak diizinkan. Mereka khawatir bila melanggar sumpah, mereka akan ditangkap harimau.
Keputusan mereka untuk pindah keyakinan ini berdampak besar bagi hidup mereka. Kini mereka tidak lagi hidup nomaden dan menetap di rumah kayu yang telah disiapkan. Yusuf mengaku bahwa semenjak ia pindah keyakinan, ia merasa tenang karena kehidupan mereka jauh lebih baik.
Kini ada sebanyak 70 juta suku pedalaman di seluruh Indonesia, termasuk suku Dayak di Kalimantan hingga suku Mentawai. Salah satunya, suku Orang Rimba adalah suku nomaden yang sudah jarang ditemukan.
Namun peralihan keyakinan tidak ditemukan pada suku Orang Rimba saja, tapi juga terjadi di wilayah lain. Peralihan ini diyakini oleh Rukka Sombolinggi, dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara sebagai tanda gagalnya pemerintah melindungi suku pedalaman yang hidup di Indonesia. Karena itu, mereka memilih untuk beralih ke ulama atau gereja karena mereka menawarkan perlindungan.
Namun, meskipun Yusuf telah beralih keyakinan mereka tidak meninggalkan tradisi animisme mereka begitu saja. Mereka masih percaya bahwa roh masih tinggal di pohon dan senjata mereka. Keyakinan baru mereka, hanyalah sebagai agama yang melapisi kepercayaan kuno mereka.