TEMPO.CO. Madiun – Pemerintah Kabupaten Madiun, Jawa Timur mempersiapkan langkah menyambut kedatangan sejumlah warga eks Gerakan Fajar Nusantra (Gafatar) yang hendak dipulangkan dari Kalimantan Barat. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menggelar rapat koordinasi Satgas Kontra Radikal, Deradikaliasi, dan Premanisme.
Pertemuan itu dihadiri sejumlah pihak, yaitu Majelis Ulama Indonesia, Forum Kerukunan Umat Beragama; jajaran TNI Angkatan Darat; kepolisian; dan eks Ketua Dewan Pimpinan Gafatar Kecamatan Mejayan, Sukiman.
Sukiman mengatakan bahwa eks Gafatar dari Madiun yang diduga pergi ke Kalimantan Barat untuk mengikuti program hijrah Gafatar sebanyak 50 orang. Sejumlah orang tersebut termasuk istri dan kedua anak Sukiman yang meninggalkan rumah tanpa pamit sejak November 2015.
Warga Desa Darmorejo, Kecamatan Mejayan, itu berharap agar keluarganya dan eks Gafatar yang lain bisa secepatnya tiba di kampung halaman sehingga bisa kembali menjalani kehidupan bermasyarakat. Untuk itu, Sukiman berkeinginan lingkungan sosial yang selama beberapa bulan ditinggal memberi dukungan bagi eks Gafatar.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri setempat, Agus Budi Wahyono, menyatakan warga di Kabupaten Madiun sanggup menerima eks Gafatar kembali ke lingkungan sosial. Namun, diharapkan para eks Gafatar dapat melaksanakan syariat Islam dengan benar.
Rencana lain yang bakal dijalankan, Agus mengatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan satuan kerja lain di lingkup Pemkab Madiun. Hal ini untuk memberikan dukungan bagi eks Gafatar mendapatkan nafkah. Sebab, sebagian di antara mereka telah menjual aset pribadi sebelum berangkat ke Kalimantan.
Adapun jaminan keamanan bagi eks Gafatar juga diberikan. Langkah ini melibatkan beberapa pihak di antaranya kepolisian dan TNI Angkatan Darat.
Jurnalis Video: Nofika Dian Nugroho
Editor dan Narator: Ridian Eka Saputra