TRIBUNNEWS.COM, BOGOR TENGAH -- Setelah mengetahui kabar bahwa Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), dilarang keberadaannya oleh Majelis Ulama Indoneisa (MUI), Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman menolak Gafatar hadir lagi di Kota Bogor.
"Dari rilis yang saya baca, ternyata gerakan itu merupakan gerakan yang dilarang oleh MUI, karena sudah mengarah ke gerakan yang menyimpang," kata Usmar Hariman kepada TribunnewsBogor.com, di Balaikota, Selasa (12/1/2016).
"Kita akan tolak kalau mereka akan masuk lagi ke Kota Bogor," ujarnya.
Selain itu, kata Usmar, Pemkot Bogor juga akan melakukan beberapa upaya mengantisipasi masuknya gerakan tersebut ke Kota Bogor.
"Kita akan sampaikan ke Kesbangpol, agar melakukan pendataan terhadap organisasi yang ada di Kota Bogor," kata dia.
Di samping itu, pihaknya juga akan menyampaikan ke semua pihak, di setiap kegiatan kedinasan, untuk mewaspadai gerakan seperti itu.
"Kami juga mengimbau agar masyarakan tidak mudah percaya. Nah di Tahun 2016 ini, kita akan lebih banyak turun ke bawah. Pak Wali berkantor di kelurahan setiap kamis, juga sebagai upaya antisipasi," jelasnya.
Dia juga akan menginstruksikan para Camat dan agar lebih hati-hati, dan mengimbau kepada warganya agar tidak mudah percaya.
"Kalau dibutuhkan surat edaran dari kepala daerah, akan kita buatkan untuk mengantisipasi gerakan ini masuk ke Kota Bogor," ujarnya.
Penolakan itu, diperlihatkan Usmar dengan menyobek piagam pemberian dari Gafatar, sebagai ucapan terima kasih yang diterimanya Tahun 2014.
"Ini saya sobek, sebagai tanda kalau Pemkot Bogor melarang Gafatar ada di Kota Bogor," ujarnya. (*)