Produk Daur Ulang Koran Bekas Ini Beromzet Rp 20 Juta per Bulan

2016-01-03 687

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR UTARA - Bagi sebagian orang, limbah koran bekas dianggap tidak berguna dan tidak memiliki nilai ekonomis.

Tapi, ditangan Tri Permana Dewi dan Aling, limbah koran bekas bisa menghasilkan rupiah.

Dua wanita ini berhasil mengembangkan daur ulang limbah koran menjadi barang yang memiliki nilai jual.

Mereka mendirikan unit usaha bernama Rancage, yang concern terhadap daur ulang limbah.

Dewi bercerita, ia bersama rekannya, Aling membuat usaha daur ulang limbah koran sejak tahun 2012.

"Kita bangun unit bisnis ini tahun 2012, bentuknya CV. Kita concern untuk membuat barang-barang dari hasil daur ulang limbah koran," katanya kepada TribunnewsBogor.com saat ditemui di kantornya di Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat.

Lanjutnya, mereka lebih fokus terhadap pembuatan barang-barang yang biasanya terbuat dari produk rotan.

Selama delapan bulan, mereka melakukan uji coba untuk membuat produk dari limbah koran.

Ia mengatakan, limbah koran didapat dari bank sampah yang ada di Sekolah Alam Bogor.

Sampah-sampah koran tersebut merupakan limbah koran dari para orangtua murid.

Namun, seiring berjalannya waktu, pihaknya bekerja sama dengan Kompas Gramedia untuk menyuplai bahan baku koran.

"Kita kerjasama dengan kompas, dan kita bikin Kampung Koran di Jakarta. Per bulannya kita habiskan sekitar 500 kg limbah koran," tuturnya.

Proses pembuatan barang-barang daur ulang koran ini melibatkan warga kampung sekitar.

Ada 67 warga yang terlibat dalam pembuatan barang daur ulang ini.

"Awalnya warga kita latih dulu, lalu setelah itu kita beri tugas sesuai dengan kemampuanya," ujarnya.

Tugas dari warga berbeda-beda, misalnya, ada yang melinting koran.

Lalu, ada yang membuat produk seperti vas bunga, kursi, pernak-pernik, tempat payung, tempat laundry, tempat pensil dan lainnya.

"Setelah mereka selesai, barang dikumpulkan ke kita lalu kita lakukan finishing, seperti pemberian warna pada produk. Para warga akan diberikan keuntungan 20 persen dari barang yang kejual," ungkapnya.

Harga jual dari barang-barang hasil daur ulang korang ini bervariasi.

Misalnya, untuk tempat pernak-pernik harganya Rp 100 ribu, vas bunga harganya Rp 75 ribu, kursi bundar harganya Rp 200 ribu, tempat payung harganya Rp 200 ribu, dan tempat laundry harganya Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu.
Ada pula barang daur ulang yang harganya murah, yakni tempat pensil hanya Rp 10 ribu, gantungan kunci Rp 5 ribu dan tempat tisu harganya Rp 60 ribu.

Dalam sebulan, rata-rata omzet dari penjualan barang daur ulang koran ini Rp 20 juta.

"Produksi total rata2 1.500 produk. Untuk ketahanan prosuk, selama tiga tahun kita berjalan produknya masih awet dan kuat," tutur Dewi. (*)