TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Cucu almarhum Marah Halim Harahap, Muhsin Pohan (50), mengatakan almarhum kakeknya, selesai menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara periode 1967-1978 pernah menolak jadi Menteri.
"Setahu saya setelah selesai jabatan sebagai Gubernur Sumatera Utara periode 1967-1978, beliau minta menjadi Kepala Bulog sama Presiden (Soeharto), namun tidak diberi, karena posisi tersebut telah ditempati orang," katanya, di rumah duka, Jalan Sakti Lubis, Kamis (3/12/2015)
Lalu, ucapnya, Soeharto memberi jabatan lain seperti Kepala Bea dan Cukai atau Menteri. Namun Mara Halim tidak mau mengemban jabatan tersebut.
"Saya lupa Presiden menawari jadi menteri apa, tetapi beliau tidak mau jadi menteri," ungkapnya.
Mengenai Mara Halim Cup, lanjut dia, setahun lalu kakeknya pernah bilang kalau mau dilanjuti Mara Halim Cup silahkan.
Sementara itu, Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sumut, Musa Rajek Shah alias Ijek yang hadir mengatakan, meski ia tidak hobi sepakbola, namun saat mendengar Mara Halim, ia langsung ingat Mara Halim Cup.
"Sampai sebegitunya Mara Halim Cup tersebut, saya dahulu masih kecil. Saat ini Mara Halim Cup tersebut mau diselenggarakan lagi oleh Yayasan Mara Halim, saya mendukung," katanya.
Mara Halim lahir di Tunusira, Tapanuli Selatan pada 28 Februari 1921, meninggal dunia di umur 94 tahun.
Mara Halim menghembuskan nafas terakhir di RS Permata Bunda, Kamis (3/12/2015) sekitar pukul 06.00 WIB. (*)